Sabtu, 31 Januari 2015

Hadist 17



««•»»
Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيامُ كَما كُتِبَ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقونَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba 'alaa alladziina min qablikum la'allakum tattaquuna
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

O you who have faith! Prescribed for you is fasting as it was prescribed for those who were before you, so that you may be Godwary.
(QS. Al Baqarah [2]:185)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

فَإِذا قَضَيتُمُ الصَّلاةَ فَاذكُرُوا اللَّهَ قِيامًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِكُم ۚ فَإِذَا اطمَأنَنتُم فَأَقيمُوا الصَّلاةَ ۚ إِنَّ الصَّلاةَ كانَت عَلَى المُؤمِنينَ كِتابًا مَوقوتًا
fa-idzaa qadhaytumu alshshalaata faudzkuruu allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubikum fa-idzaa ithma/nantum fa-aqiimuu alshshalaata inna alshshalaata kaanat 'alaa almu/miniina kitaaban mawquutaan

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

When you have finished the prayers, remember Allah, standing, sitting and lying down, and when you feel secure, perform the [complete] prayers, for the prayer is indeed a timed prescription for the faithful.
(QS. An Nisa [4]:103)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

وَلا تَأكُلوا مِمّا لَم يُذكَرِ اسمُ اللَّهِ عَلَيهِ وَإِنَّهُ لَفِسقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّياطينَ لَيوحونَ إِلىٰ أَولِيائِهِم لِيُجادِلوكُم ۖ وَإِن أَطَعتُموهُم إِنَّكُم لَمُشرِكونَ
walaa ta/kuluu mimmaa lam yudzkari ismu allaahi 'alayhi wa-innahu lafisqun wa-inna alsysyayaathiina layuuhuuna ilaa awliyaa-ihim liyujaadiluukum wa-in atha'tumuuhum innakum lamusyrikuuna

"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya  {501}. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.
{501} Yaitu dengan menyebut nama selain Allah.
Do not eat [anything] of that over which Allah’s Name has not been mentioned, and that is indeed transgression. Indeed the satans inspire their friends to dispute with you; and if you obey them, you will indeed be polytheists.
(QS. An An'am [6]:121)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


On the authority of Abu Ya’la Shaddad bin Aws (may Allah be pleased with him), that the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said:
Verily Allah has prescribed ihsan (proficiency, perfection) in all things. So if you kill then kill well; and if you slaughter, then slaughter well. Let each one of you sharpen his blade and let him spare suffering to the animal he slaughters.”
[Muslim]


عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ".
[رَوَاهُ مُسْلِمٌ].

 Dari Abu Ya'la Syaddad ibn Aus radhiallahu ‘anhuma.

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, bahwa bersabda:
"Sesungguhnya Allah menulis (iaitu mewajibkan) Ehsan atas segala sesuatu. Apabila kamu mahu membunuh, maka perelokkanlah pembunuhan itu. Apabila kamu mahu menyembelih, makaperelokkanlah penyembelihan itu dan hendaklah kamu menajamkan mata pisau dan hendaklah dia menyenangkan haiwan sembelihannya itu."
(HR. Muslim.)

Pokok Perbincagan Hadis :
  1. Hukum Ihsan - wajib - mengikut istilah “kitabah” yang digunakan. (QS. Al Baqaran [2]:185) (QS. An Nisa [4]:103).
  2. Ihsan - ((memberi manfaat kepada yang lain)) - ada yang wajib/ ada yang sunat - ((teliti & sungguh-sungguh )) - dalam masaalah melakukan ibadah wajib secara zahir dan batin (yang paling sempurna).
  3. Ihsan dalam hukuman bunuh ; perelokkan cara tersebut - paling mudah dan paling cepat mati. tujuannya untuk tidak menyiksa orang yang kena bunuh itu. cara terbaik untuk manusia - penggal leher.
  4. Ihsan pada sembelihan : Dengan menjaga syarat-syarat, yang wajib dan yang sunat seperti berikut : Alat yang digunakan mestilah tajam - (tidak tulang atau kuku). Putus tiga urat (serentak) - halqum, marih dan wudjin. Membaca bismillah  (QS. An An'am [6]:121). Berkeahlian untuk sembelih - muslim, beraqal, baligh atau ahli kitab. Tidak mengacukan mata pisau atau lainnya di hadapan binatang tersebut. Tidak memotong mana-mana bahagian binatang itu sehinggalah telah sempurna matinya - tidak pula melampau (putus kepala).
Pengajaran hadis:
  • lslam adalah agama Ehsan. Ehsan bererti berbuat baik.Tuntutan ehsan bererti sesuatu kerja mesti dilakukan dengan benar-benar sempurna dan cemerlang, bukan sekadar melaksanakan kerja sematamata. Ehsan yang dianjurkan oleh lslam adalah Ehsan yang telah melahirkan suatu tamadun manusia yang gemilang dan cemerlang, kerana setiap umat lslam dituntut melakukan kerja dengan mutu kerja yang paling maksimum.
  • Ehsan yang dianjurkan bukan terhad kepada manusia sahaja, bahkan merangkumi ibnatang dan makhluk lain, sehinggakan mahu membunuh, iaitu membunuh tuntut balas dan menyembelihpun, lslam menuntut supaya dilakukan secara Ehsan, iaitu dengan cara terbaik, bukan dengan cara yang menambahkan kesakitan dan penyeksaan sebelum mati. lni membuktikan ketinggian budi, kehalusan hati dan keluhuran perasaan orang-orang lslam yang mampu mencipta peradaban yang tinggi.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 16]•[Hadist 18]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 16


««•»»
Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَيُعَذِّبَ المُنافِقينَ وَالمُنافِقاتِ وَالمُشرِكينَ وَالمُشرِكاتِ الظّانّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوءِ ۚ عَلَيهِم دائِرَةُ السَّوءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيهِم وَلَعَنَهُم وَأَعَدَّ لَهُم جَهَنَّمَ ۖ وَساءَت مَصيرًا
wayu'adzdziba almunaafiqiina waalmunaafiqaati waalmusyrikiina waalmusyrikaati alzhzhaanniina biallaahi zhanna alssaw-i 'alayhim daa-iratu alssaw-i waghadhiba allaahu 'alayhim wala'anahum wa-a'adda lahum jahannama wasaa-at mashiiraan
"Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali."

That He may punish the hypocrites, men and women, and the polytheists, men and women, who entertain a bad opinion of Allah. For them shall be an adverse turn of fortune: Allah is wrathful with them and He has cursed them, and prepared for them hell, and it is an evil destination.
(QS. Al Fath [48]:6)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

كُلوا مِن طَيِّباتِ ما رَزَقناكُم وَلا تَطغَوا فيهِ فَيَحِلَّ عَلَيكُم غَضَبي ۖ وَمَن يَحلِل عَلَيهِ غَضَبي فَقَد هَوىٰ
kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum walaa tathghaw fiihi fayahilla 'alaykum ghadhabii waman yahlil 'alayhi ghadhabii faqad hawaa
"Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia."

‘Eat of the good things We have provided you, but do not overstep the bounds therein, lest My wrath should descend on you. And he on whom My wrath descends certainly perishes.[Or ‘falls’ (that is, into hell).]
(QS. Thaha [20]:81)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


On the authority of Abu Dharr Jundub ibn Junadah, and Abu Abdur-Rahman Muadh bin Jabal (may Allah be pleased with him), that the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said:
Have taqwa (fear) of Allah wherever you may be, and follow up a bad deed with a good deed which will wipe it out, and behave well towards the people.
It was related by at-Tirmidhi, who said it was a hasan (good) hadeeth, and in some copies it is stated to be a hasan saheeh hadeeth.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدَبِ بْنِ جُنَادَةَ، وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْت، وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقْ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ" .
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ [رقم:1987] وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.

 Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma:
Bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam: "Berikan daku wasiat."

Baginda bersabda:
"Janganlah engkau marah."

Lelaki itu mengulangi perkataan itu beberapa kali.

Baginda tetap bersabda:
"Janganlah engkau marah."
(HR. Bukhari)

Kefahaman Hadis:
  1. Marah - pengenalan - punca/ sebab-sebab yang boleh melahirkannya.
  2. Marah/murka Allah - thabit sifat ini pada Allah dan tidak boleh dita’wil lagi,(QS. Al Fath [48]:6) (QS. Thaha [20]:81) - yakin sifat marahNya tak sama dengan makhluk.
  3. Sifat marah yang dicela : Apabila lahirnya diluar kawalan dan mengikut hawa nafsu, memaki hamun, mencela, memukul dll.
  4. Sifat marah yang dipuji : Apabila mempertahankan yang hak, melihat kemungkaran dan apa yang dibenci oleh Allah. - contoh : rujuk hadis- hadis mengenainya, kisah Musa bersama kaumnya,Yunus bersama kaumnya.
  5. Cara untuk menghilangkan sifat marah : Doa - agar dibimbing oleh Allah.[•] Membiasakan diri dengan zikrullah - Quran, tasbih, istighfar dll. [•] Sentiasa ingat peringatan-peringatan yang diceritakan Allah dalam Quran, pahala orang yang dapat mengawal dirinya - bidadari di Syurga. [•] Ta’wiz dari syaitan / ambil wudhu’. [•] Ubah kedudukan - berdiri - duduk - baring. [•] Berikan hak badan - tidur , rehat dan tidak memenatkan badan.
Pengajaran hadis:
  • Hadis ini menerangkan betapa sifat marah itu perlu dihindari oleh setiap mukmin, kerana marah membawa banyak keburukan terhadap diri sendiri juga terhadap orang lain.
  • Jangan marah ertinya mengelakkan sebarang sebab yang membawa kepada kemarahan. la juga bererti menahan marah bila dia marah. Erti menahan marah ialah menahan dari melaksanakan tuntutan ledakan marah seperti memukul, memaki hamun atau mengamuk.
  • Seseorang yang gagah perkasa dan handal bukan hanya yang mampu beradu tenaga, bahkan juga orang yang mampu menahan marah.
  • Marah diizinkan hanya apabila ia didorong oleh perasaan mahu membela kebenaran kerana Allah, namun mestilah menurut cara hikmah dan batas yang dibenarkan.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 15]•[Hadist 17]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 15


««•»»

On the authority of Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him), that the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said:
Let him who believes in Allah and the Last Day speak good, or keep silent; and let him who believes in Allah and the Last Day be generous to his neighbour; and let him who believes in Allah and the Last Day be generous to his guest.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاَللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاَللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاَللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ".
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]


Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma, bahwa

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau dia diam. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tetangga tetangganya. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tetamunya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kefahaman Hadist :
  1. Pergaulan yang baik - menyebarkan kasih sayang antara manusia - mengeratkan lagi ikatan mahabbah sesama ummat.
  2. Menjaga Lidah - berfikir dahulu sebelum mengeluarkan kata-kata, sekiranya perkara itu harus - diam lebih baik - perkara kebaikan - bercakap adalah lebih baik.
  3. Memuliakan Jiran : [i] wasiat mengenai tetangga - ayat Quran - hadist (wasiat jibril pada nabi sehingga nabi menyangka tetangga boleh mewarisi), [ii] Larangan menyakiti tetangga - hadist-hadist berkaitan, [iii] Ihsan, pada tetangga - hadiah, salam, senyum ketika berjumpa, tolong ketika susah dan lainnya, [iv] Martabat tetangga: [•] Tetangga Muslim (mempunyai pertalian keluarga), [•] hak tetangga, hak Islam dan hak kerabat, [•] Tetangga Muslim - hak tetangga dan Islam, dan [•] Tetangga Non Muslim - hak tetangga.
  4. Memuliakan Tamu : [•] Hukumnya adalah wajib - tempoh tiga hari, [•] Adab-adab melayani tetamu - rujuk hadis-hadist dan juga kisah nabi Ibrahim.
Pengajaran hadis:
  • Hadis ini menerangkan beberapa tuntutan lman, antaranya ialah berkata hanya perkara benar dan berfaedah, kurang bercakap, menghormati tetangga dan memuliakan tetamu.
  • Seorang yang benar-benar beriman akan menjaga lidahnya daripada berbicara perkara haram kerana dia akan dipersoalkan di hari qiamat nanti. Dia lebih senang diam daripada berkata buruk seperti mengumpat, mengeji, mencaci, memaki hamun dan mencarut.
  • Seorang yang benar-benar beriman akan menghormati tetangga dan tetamunya, menyempurnakan hak mereka dan tidak menyakiti mereka.
  • Jiran tetangga adalah suatu golongan yang mendapat perhatian besar dalam lslam. Hormat menghormati, tolong menolong dan hidup bertetangga yang mufakat adalah asas keamanan, kemajuan dan keharmonian dalam bermasyarakat.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 14]•[Hadist 16]•
kx2bab-eaxeexka

Jumat, 30 Januari 2015

Hadist 14


««•»»
 Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَكَتَبنا عَلَيهِم فيها أَنَّ النَّفسَ بِالنَّفسِ وَالعَينَ بِالعَينِ وَالأَنفَ بِالأَنفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالجُروحَ قِصاصٌ ۚ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفّارَةٌ لَهُ ۚ وَمَن لَم يَحكُم بِما أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولٰئِكَ هُمُ الظّالِمونَ
wakatabnaa 'alayhim fiihaa anna alnnafsa bialnnafsi waal'ayna bial'ayni waal-anfa bial-anfi waaludzuna bialudzuni waalssinna bialssinni waaljuruuha qisasun faman tashaddaqa bihi fahuwa kaffaaratun lahu waman lam yahkum bimaa anzala allaahu faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna

"Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim."

And in it We prescribed for them: a life for a life, an eye for an eye, a nose for a nose, and an ear for an ear, a tooth for a tooth, and retaliation for wounds. Yet whoever remits it out of charity, that shall be an atonement for him. Those who do not judge by what Allah has sent down —it is they who are the wrongdoers.
(QS. Al Maidah [5]:45)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


On the authority of Ibn Masood (may Allah be pleased with him) who said:
The Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “It is not permissible to spill the blood of a Muslim except in three [instances]: the married person who commits adultery, a life for a life, and the one who forsakes his religion and separates from the community.”
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ [ يشهد أن لا إله إلا الله، وأني رسول الله] إلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ".
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]


Dari lbnu Mas'uud r.a. beliau berkata:

Rasulullah SAW telah bersabda:
"Darah seseorang muslim tidak halal kecuali dengan salah satu dari tiga perkara; janda yang berzina, nyawa dengan nyawa dan orang yang meninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jamaah."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pokok Perbincangan Hadis :

1. Terpelihara darah orang Islam :
orang yang membunuh orang Islam dengan cara yang tidak benar - Allah janjikan azab yang pedih.
orang yang bunuhnya secara sengaja juga bukan dengan hak - janji dilaknat oleh Allah dan diazab.
Rasulullah menjelaskan - membunuh bukan dengan hak- termasuk dalam tujuh perkara yang
membinasakan.

2. Zina orang yang sudah menikah :
- Ijma’ ulama’ hukumnya direjam sampai mati - kisah Ma’iz dan Al- Ghamidiyyah - ayatnya
telah dinasakhkan - hukumnya masih dipakai.

3. Membunuh dengan sengaja :
«•» Ijma’ ulama’ mengatakan hukumnya balas bunuh - qisas (QS. Al Maidah [5]:45).
«•» Dikecualikan (gugur qisas):
» bapa bunuh anak,
» orang Islam bunuh orang kafir,
» orang merdeka bunuh hamba.
«•» pendapat jumhur Imam Malik, Ahmad dan Syafi’e.

4. Murtad :
Hukumnya sama saja baik ada lelaki atau perempuan - bunuh.
Hadis Nabi kepada Mu’az ketika ke Yaman
» Bila murtad - nasihat, ajak kembali semula kepada Islam
» Jika enggan - penggal leher.

5. Hukuman Bunuh bagi kesalahan yang tidak disebut dalam hadis ini:
  • Liwat - muslim yang telah berkahwin atau bujang - bunuh.(hadis).
  • Orang yang cuba memecah belahkan ikatan orang Islam. - bunuh.
  • Orang yang membuat kerosakan di atas muka bumi, penyamun.
  • Orang yang meninggalkan solat.
  • Tukang Sihir - apabila sihirnya membawa kekufuran(pendapat Syafi’e).

Pengajaran hadis:
  • Menurut hukum Allah seorang mukmin adalah terjamin keselamatan nyawanya, darahnya dan harta bendanya daripada sebarang pencerobohan dan kezaliman. Apabila berlaku pencerobohan terhadap darah, harta dan maruahnya dia berhak menuntut balas mengikut peruntukan syara'.
  • Beberapa orang darahnya dihalalkan iaitu mesti dihukum bunuh. Mereka ialah penzina yang telah merasai nikmat perkahwinan halal, orang yang membunuh tanpa sebab yang dibenarkan oleh syara' dan orang yang sengaja meninggalkan agama dan jamaah muslimah.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 13]•[Hadist 15]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 13


««•»»

On the authority of Abu Hamzah Anas bin Malik (may Allah be pleased with him) — the servant of the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) — that the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) said:
None of you [truly] believes until he loves for his brother that which he loves for himself.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ".
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ [رقم:13]، وَمُسْلِمٌ [رقم:45].
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]
Dari Abu Hamzah Anas ibn Malik r.a., khadam Rasulullah SAW,

Baginda bersabda:
"Seseorang kamu tidak benar-benar beriman sehingga dia mengasihi saudaranya sebagaimana dia mengasihi dirinya sendiri."
Hadis riwayat al-lmam al-Bukhari dan Muslim.

Pokok Perbincangan Hadis:
  1. Nafi Iman - tidak sempurna iman sesaorang itu (belum capai hakikat iman)
  2. Cintakan kebaikan kepada sesaorang muslim lain - cabang iman yang wajib.
  3. Kesan hadis ini bagi kehidupan Salaf :kisah Abu Zar
Ibnu Abbas - ketika menterjemahkan al-Quran menginginkan agar manusia semuanya memahami al-Quran sebagaimana beliau faham.
Imam Syafi’e - mengharapkan agar orang ramai yang mempelajari ilmu darinya, mengajarkan pula kepada orang lain - cintakan kebaikan utk org lain.

Pengajaran hadis:
  • Kasih sayang dan persaudaraan adalah antara tuntutan iman. lman seseorang mukmin tidak akan sempurna sekiranya dia ada menyimpan perasaan benci terhadap mana-mana saudaranya yang seagama.
  • Kedudukan kasih sayang dan persaudaraan dalam lslam amat tinggi dan penting. la adalah kekuatan kedua bagi umat lslam yang dapat mengatasi kekuatan senjata.
  • Semua orang lslam adalah bersaudara, tanpa mengira rupa paras, warna kulit, bangsa dan sebarang perbedaan derajat.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 12]•[Hadist 14]•
kx2bab-eaxeexka

Selasa, 20 Januari 2015

Hadist 12


««•»»

On the authority of Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) who said:
The Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “Part of the perfection of one’s Islam is his leaving that which does not concern him.” A hasan (good) hadeeth which was related by at-Tirmidhi and others in this fashion.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "مِنْ حُسْنِ إسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ".
حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ [رقم: 2318] ، ابن ماجه [رقم:3976].


Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata:

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Sebagian dari seorang mukmin yang baik adalah meninggalkan apa yang tidak berfaedah baginya."
(Hadis ini Hadis Hasan, diriwayatkan oleh al-Tarmizi dan lain-lain sedemikian)

Kandungan Hadist.
  1. Menjauhi perkara syubhaat : menjaga marwah dan diri dari terjatuh kepada yang haram - wara’. langkah bagi menutup pintu was-was syaitan.
  2. Wara’ salaf terhadap perkara syubhaat : kisah Abu Bakar makan sesuatu yang syubhaat. kisah Umar Al-Khattab dalam pembahagian harta kepada orang-orang Muhajirin dan anaknya sendiri.
  3. Meninggalkan perkara khilaf bukan semestinya wara’ : [♦] dalam perkara-perkara yang ada rukhsah - ikut lebih baik. [♦] yakin dalam suci dan syak dalam hadas - hadist (kentut yakin keluar angin).
  4. Wara’ hanya bagi orang yang Istiqomah : [♦] yang melakukan perkara yang diwajibkan dan tinggal yang dilarang. mereka yang melakukan dosa besar, [♦] tinggal yang wajib tapi berusaha tinggal perkara syubhat - wara’ sesat namanya - kisah darah nyamuk - orang Iraq.
 Pengajaran Hadist.
  • Seorang mukmin tidak seharusnya terus melakukan sesuatu yang dia sendiri merasa sangsi dan ragu. Hal ini menyebabkannya terjebak jatuh dalam perkara yang kemungkinan hukumnya haram.
  • Meninggalkan sesuatu kerana ragu-ragu dan kerana ingin menjaga maruah diri dan keharmonian agama adalah suatu sifat wara' yang terpuji.
  • Keyakinan adalah asas amalan dalam lslam. Amalan yang dilakukan dengan yakin dikira sah dan diberikan ganjaran pahala. Sebaliknya amalan yang dilakukan secara ragu-ragu, tidak memadai dan mesti diulangi.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 11]•[Hadist 13]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 11


««•»»

On the authority of Abu Muhammad al-Hasan ibn Ali ibn Abee Talib (may Allah be pleased with him), the grandson of the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him), and the one much loved by him, who said:
I memorised from the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him): “Leave that which makes you doubt for that which does not make you doubt.”
[At-Tirmidhi] [An-Nasai]
At-Tirmidhi said that it was a good and sound (hasan saheeh) hadeeth.

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حَفِظْت مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "دَعْ مَا يُرِيبُك إلَى مَا لَا يُرِيبُك".
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ [رقم:2520]،

[وَالنَّسَائِيّ]
وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
.


Daripada Abu Muhammad al-Hasan ibn Ali ibn Abu Talib radhiallahu ‘anhuma, رضي الله عنهما cucu Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dan orang kesayangan Baginda. Beliau berkata: Aku telah menghafal daripada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam hadist: Tinggalkanlah apa yang meragukan engkau kepada apa yang tidak meragukan engkau.
(HR. Tirmizi dan al-Nasaai. Tarmizi mengatakan hadist ini hasan sahih.)

Kandungan Hadist.
  1. Menjauhi perkara syubhaat : menjaga marwah dan diri dari terjatuh kepada yang haram - wara’. langkah bagi menutup pintu was-was syaitan.
  2. Wara’ salaf terhadap perkara syubhaat : kisah Abu Bakar makan sesuatu yang syubhaat. kisah Umar Al-Khattab dalam pembahagian harta kepada orang-orang Muhajirin dan anaknya sendiri.
  3. Meninggalkan perkara khilaf bukan semestinya wara’ : [♦] dalam perkara-perkara yang ada rukhsah - ikut lebih baik. [♦] yakin dalam suci dan syak dalam hadas - hadist (kentut yakin keluar angin).
  4. Wara’ hanya bagi orang yang Istiqomah : [♦] yang melakukan perkara yang diwajibkan dan tinggal yang dilarang. mereka yang melakukan dosa besar, [♦] tinggal yang wajib tapi berusaha tinggal perkara syubhat - wara’ sesat namanya - kisah darah nyamuk - orang Iraq.
 Pengajaran Hadist.
  • Seorang mukmin tidak seharusnya terus melakukan sesuatu yang dia sendiri merasa sangsi dan ragu. Hal ini menyebabkannya terjebak jatuh dalam perkara yang kemungkinan hukumnya haram.
  • Meninggalkan sesuatu kerana ragu-ragu dan kerana ingin menjaga maruah diri dan keharmonian agama adalah suatu sifat wara' yang terpuji.
  • Keyakinan adalah asas amalan dalam lslam. Amalan yang dilakukan dengan yakin dikira sah dan diberikan ganjaran pahala. Sebaliknya amalan yang dilakukan secara ragu-ragu, tidak memadai dan mesti diulangi.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 10]•[Hadist 12]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 10


««•»»
 Allah Subhanahu wa Ta'alaberfirman:

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
yaa ayyuhaa alrrusulu kuluu mina alththhayyibaati wai'maluu shaalihan innii bimaa ta'maluuna 'aliimun

"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saIeh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al Mu'minuun [23]:51)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
 yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum wausykuruu lillaahi in kuntum iyyaahu ta'buduuna

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."
(QS. Al-Baqarah [2]:172)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


On the authority of Abu Hurayrah (radhiallahu ‘anhuma):
The Messenger of Allah (ﷺ) said, “Allah the Almighty is Good and accepts only that which is good. And verily Allah has commanded the believers to do that which He has commanded the Messengers. So the Almighty has said: “O (you) Messengers! Eat of the tayyibat [all kinds of halal (legal) foods], and perform righteous deeds.” [23:51] and the Almighty has said: “O you who believe! Eat of the lawful things that We have provided you.” [2:172]” Then he (ﷺ) mentioned [the case] of a man who, having journeyed far, is disheveled and dusty, and who spreads out his hands to the sky saying “O Lord! O Lord!,” while his food is haram (unlawful), his drink is haram, his clothing is haram, and he has been nourished with haram, so how can [his supplication] be answered?
[Muslim]
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "إنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ تَعَالَى: "يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا"، وَقَالَ تَعَالَى: "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ" ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ! يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ؟".
[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma beliau berkata:

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala baik, Dia tidak menerima kecuali perkara yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul di mana Allah Ta'ala berfirman: (Wahai para Rasul! Makan minumlah kamu makanan yang baikbaik dan hendaklah kamu beramal soleh). Dan Allah Ta'ala berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman! Makan minumlah kamu makanan yang baik-baik yang Kami rezekikan kepada kamu). Kemudian Baginda menyebut perihal seorang lelaki yang bermusafir jauh, yang berambut kusut masai dan berdebu, yang menadah tangan ke langit (iaitu berdoa): Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Bagaimanakah doanya akan dimakbulkan sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram?"
(HR. Muslim)

Kandungan Hadist.
  1. Suci Allah dari kekurangan/keaiban/tidak perlu rakan dan anak/tidak zalim dan tidak tidur.
  2. Diterima atau tidak amalan: [♦] bergantung kepada pemakanannya halal/haram [♦] sebab kepada diterima atau tidaknya doa/ibadah.
  3. Sebab- sebab diperkenankan doa serta beberapa adabnya: [♦] perjalanan yang jauh - (hadis - tiga jenis doa yang diperkenankan , doa orang yg dizalimi, orang dalam musafir dan doa bapa terhadap anaknya) [♦] berpakaian lekeh (usang) - sebagaimana disunatkan dlm solat Istisqa’ [♦] mengangkat tangan ke langit - hadis nabi berkenaan dengannya [♦] mengulang-ulang nama Allah - (3x) - sebagai tanda sangat berhajat [♦] penjagaan makanan, minuman dan pakaian.
 Pengajaran Hadist.
  • lslam menuntut umatnya menjaga diri dari semua aspek; kebersihan diri dan hati, keelokan berpakaian, kebersihan amalan perbuatan juga budi pekerti. Sesungguhnya Allah SWT itu baik. Dia hanya menerima perkara yang baik-baik sahaja.
  • Amalan, pakaian, tempat tinggal, kenderaan dan makanan seseorang mempunyai hubungan rapat dengan darjat kemuliaan diri dan peningkatan maqam hatinya. Oleh itu, seorang mukmin dituntut menjaga amalan, tingkah laku dan pakaian serta memakan hanya benda yang baik.
  • Makanan yang baik ialah makanan yang halal. lni tidak menafikan makanan yang berzat dan bervitamin, kerana Allah sifatkan makanan yang baik, bukan sekadar yang halal.
    Makanan dan perbuatan yang haram menghalang pembersihan jiwa seseorang, sekaligus menghalang doa daripada dimakbulkan Allah.
  • Sifat terlalu suka bertanya perkara yang bukan-bukan, berbahas, banyak soal jawab dan membantah para Nabi dan Rasul adalah perangai umat yang terdahulu. Lantaran itu, mereka telah ditimpa kesusahan dan kebinasaan. Umat Muhammad SAW diberi peringatan agar jangan mengulangi kesilapan ini.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 9]•[Hadist 11]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 09


««•»»

On the authority of Abu Hurayrah (radhiallahu ‘anhuma):
I heard the Messenger of Allah (ﷺ) say, “What I have forbidden for you, avoid. What I have ordered you [to do], do as much of it as you can. For verily, it was only the excessive questioning and their disagreeing with their Prophets that destroyed [the nations] who were before you.”
[Bukhari & Muslim]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُولُ: "مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ ".
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]


Dari Abu Hurairah Abdul Rahman ibn Sokhrin radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata: Aku telah mendengar

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Apa-apa yang aku larang kamu melakukannya, maka hendaklah kamu menjauhinya, dan apa-apa yang aku perintahkan kamu melakukannya, maka lakukanlah seberapa daya kamu. Sesungguhnya umat yang terdahulu daripada kamu telah binasa lantaran banyak persoalan dan banyak perselisihan mereka terhadap Nabi-nabi mereka."
(HR. Bukhari dan Muslim.)

Kandungan Hadist.
  1. Sebab Hadis - Khutbah Nabi (difardhu Haji ) - penyoal Aqro’ bin Haabis.
  2. Jauhi Larangan : i) sebab haram - dapat pahala/ buat dapat dosa. ii) sebab makruh - dapat pahala / buat tak berdosa.
  3. Buat apa yang disuruh : i) wajib - dapat pahala/ tinggal dapat dosa. ii) sunat - dapat pahala/ tinggal tak berdosa.
  4. Larangan banyak bertanya : perkara yang tidak dijelaskan oleh syara’. pada perkara yang tidak mendatangkan faedah/ tidak dihajati. pertanyaan berbentuk mempersendakan/ menghina. masaalah yang tidak berlaku.
 Pengajaran Hadist.
  • Seorang mukmin mestilah menjauhkan sama sekali semua larangan Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam kerana apa yang dilarang oleh Baginda pada hakikatnya adalah larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang wajib dipatuhi.
  • Seterusnya dia mestilah melaksanakan segala suruhan Baginda Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam sekadar yang termampu, tanpa memaksa diri dan keterlaluan di luar kemampuan kerana ia akan menyebabkannya tewas terkulai tidak berdaya melakukannya sebegitu teruk.
  • Perintah yang disuruh melakukan sekadar terdaya ialah perintah yang sunat. Perintah wajib atau fardhu mestilah dilakukan tanpa kelonggaran kecuali kelonggaran yang diizinkan syara' iaitu kerana uzur atau sakit.
  • Sifat terlalu suka bertanya perkara yang bukan-bukan, berbahas, banyak soal jawab dan membantah para Nabi dan Rasul adalah perangai umat yang terdahulu. Lantaran itu, mereka telah ditimpa kesusahan dan keibnasaan. Umat Muhammad Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam diberi peringatan agar jangan mengulangi kesilapan ini.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 8]•[Hadist 10]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 08


««•»»

On the authority of Abdullah ibn Umar (radhiallahu ‘anhuma):The Messenger of Allah (ﷺ) said, "I have been ordered to fight against the people until they testify that there is none worthy of worship except Allah and that Muhammad is the Messenger of Allah, and until they establish the salah and pay the zakat. And if they do that then they will have gained protection from me for their lives and property, unless [they commit acts that are punishable] in Islam, and their reckoning will be with Allah."
[Bukhari & Muslim]

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ؛ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى" .
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]


Dari lbnu 'Umar radhiallahu ‘anhuma رضي الله عنهما bahwa Rasulullah Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
Aku telah diperintahkan supaya memerangi manusia sehingga mereka naik saksi bahawa sesungguhnya
tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawa sesungguhnya Muhammad utusan Allah, sehingga mereka
mendirikan sembahyang dan membayar zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian, maka mereka
telah memelihara darah mereka dan harta mereka daripada aku, melainkan dengan hak lslam, dan hisab
perhitungan amal mereka terserah kepada Allah Ta'ala.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Kefahaman Hadis.
  1. Wajibnya perang - difardhukan - tolak tipu daya musuh - naikkan bendera Islam.
  2. Terpelihara darah dan harta, pokok perbincangan: (♦) orang yang mengucap dua kalimah syahadah; (♦) orang yang mendirikan solat fardhu; (♦) orang yang membayar zakat; (♦) orang yang beriltizam dengan hak-hak Islam.
  3. Perjalanan Hukum - hanya pada zahir - batin serahkan pada Allah.
Pengajaran hadis.
  • Risalah atau misi kedatangan Rasulullah SAW halangan terhadap usaha dakwah mesti dihapuskan. ialah menegakkan dakwah lslam sehingga tertegak aqidah lslam. Sebarang Memerangi orang-orang kafir yang memerangi lslam dan dakwah lslam adalah kewajipan umat, agar risalah lslam tidak terhalang dari sampai kepada semua manusia. Apabila dakwah sudah sampai, mereka bebas sama ada menerima lslam atau sebaliknya.
  • lslam menjamin hak pemeliharaan dan perlindungan darah, harta dan maruah diri seorang mukmin muslim yang mengucap dua kalimah syahadah, mendirikan sembahyang lima waktu dan membayar zakat. Hak ini terus terjamin kecuali kalau dia mengabaikan hak-hak tuntutan lslam.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 7]•[Hadist 9]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 07


««•»»

On the authority of Tameem ibn Aus ad-Daree (radhiallahu ‘anhuma):The Prophet (ﷺ) said, “The deen (religion) is naseehah (advice, sincerity).” We said, “To whom?” He (ﷺ) said, “To Allah, His Book, His Messenger, and to the leaders of the Muslims and their common folk.” [Muslim]

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "الدِّينُ النَّصِيحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ" .
[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]

Dari Abu Ruqaiyyah Tamim ibn Aus al-Daarie radhiallahu ‘anhuma, bahwa

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:"Agama itu adalah nasehat. Kami berkata: Untuk siapa? Baginda bersabda: Untuk Allah, untuk
kitabNya, untuk RasulNya, untuk para lmam kaum muslimin dan untuk umat lslam seluruhnya.
"
(HR.Muslim.)

Kefahaman Hadis.
  • Nasehat Lillah - mengimaninya/ ikhlaskan ibadah /taatinya serta jauhi larangannya.
  • Nasehat Likitabi - yakin ia kalam Allah bukan kalam makhluk - sebagai Manhaj hidup - sesuai sepanjang zaman -berusaha memperelokkan bacaan dan faham isi kandungnya.
  • Nasehat Lirasulihi- membenarkan kenabiannya/ ikut ajarannya/ kasih terhadapnya - agungkan sunnahnya/kaji sirahnya/berakhlak dgn. akhlaknya.
  • Nasehat Li aimmati muslimin - membantunya dalam tugasan/nasehat ketika lupa/halangi dari perlakuan zalim.
  • Nasihah Li ‘ammatihim - membimbing ke arah kebaikan dunia dan akhirat/ ajar apa yang mereka jahil terhadap agama/galakkan mereka kepada ketaatan.
Pengajaran hadis.
  • Agama lslam adalah agama nasehat iaitu agama yang berorientasikan nasehat sebagai teras pemibnaan umat, menjaga perpaduan, mencipta kemajuan dan pembangunan, sama ada kemajuan duniawi ataupun pembangunan rohani. Membiarkan kerosakan terus berlaku atau perkara yang kurang baik
  • dilaksanakan adalah bertentangan dengan konsep nasehat lslam.
  • lslam memperuntukkan hak memberi nasehat kepada semua penganutnya tanpa mengira kedudukan dan status.
  • Nasehat yang diberikan meliputi golongan manusia sama ada pemerintah atau rakyat.
  • Nasehat untuk Allah, KitabNya dan RasulNya berarti beriman dengan semua perkara tersebut dan beramal berpandukan tuntutannya yang sebenar.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 6]•[Hadist 8]•
kx2bab-eaxeexka

Minggu, 11 Januari 2015

Hadist 06


««•»»

On the authority of an-Nu’man ibn Basheer (radhiallahu ‘anhuma), who said:I heard the Messenger of Allah (ﷺ) say,
“That which is lawful is clear and that which is unlawful is clear, and between the two of them are doubtful matters about which many people do not know. Thus he who avoids doubtful matters clears himself in regard to his religion and his honor, but he who falls into doubtful matters [eventually] falls into that which is unlawful, like the shepherd who pastures around a sanctuary, all but grazing therein. Truly every king has a sanctuary, and truly Allah’s sanctuary is His prohibitions. Truly in the body there is a morsel of flesh, which, if it be whole, all the body is whole, and which, if it is diseased, all of [the body] is diseased. Truly, it is the heart.”
[Bukhari & Muslim]

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُولُ: "إنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقْد اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ".
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
، [وَمُسْلِمٌ]

Dari Abu Abdullah al-Nu'man ibn Basyer radhiallahu ‘anhuma رضي الله عنهما beliau berkata: Aku telah mendengar

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perkara yang halal itu terang dan jelas, dan sesungguhnya perkara yang haram itu terang dan jelas, dan di antara kedua perkara tersebut ada perkara-perkara syubhat yang kesamaran yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga perkara syubhat maka sesungguhnya dia telah membersihkan agamanya dan marubah dirinya. Dan barangsiapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia telah jatuh dalam perkara haram, contoh seorang pengembala yang mengembala di sekeliling kawasan larangan, dibimbangi dia akan menceroboh masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja ada batasannya dan sesungguhnya batasan-batasan Allah itu ialah perkara-perkara yang diharamkanNya. Ketahuilah bahwa dalam setiap jasad itu ada segumpal daging yang apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah ia adalah hati."
(HR.Bukhari dan Muslim.)

Pokok Perbincangan Hadist.
  • Perkara Halal Jelas, Perkara Haram Jelas : Yang telah dinaskan seperti kahwin, makan benda-benda yang baik, manakala yang haram sprt. minum arak, judi, zina dan riba.
  • Perkara-perkara Syubhat : berlaku dalam ibadah, muamalat dan lainnya, yang tidak jelas halal dan haram dan tidak ada nas padanya.
  • Bila berhadapan dengan syubhat : tinggalkan perkara tersebut untuk elakkan dosa - redha Allah, syubhat pada pandangan orang tapi tidak pada kita - mesti menjelaskan supaya hilang syubhat tersebut - (kisah nabi dgn. Sofiah - dilihat oleh sahabat). Tinggalkan syubhat - sifat wara’ - sempurna iman, tinggalkan syubhat - sifat wara’ - sempurna iman.
  • Peranan Hati : banyak ayat ditujukan pada hati (hadis - aqal terletak dihati) hati berpenyakit - jihadnya dengan mengikut manhaj Allah.
Pengajaran hadis.
  • Seseorang mukmin mestilah cuba mengenali dan mempelajari perkara halal dan haram seterusnya melakukan yang halal dan meninggalkan yang haram demi menjaga kemuliaan agamanya.
  • Perkara yang kesamaran, yang belum jelas halal haramnya adalah perkara syubhat yang mesti dijauhi, demi menjaga maruah diri dan keheningan agama.
  • Batas-batas murka dan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala ialah perkara haram. Barang siapa yang melewati batas dan terjebak melakukan perkara haram, maka dia telah melewati batas-batas kemurkaan Allah.
  • Hati adalah pusat segala anggota yang harus dipastikan kebagusan dan kebersihannya, justeru kerusakan dan kemusnahannya akan merusakkan dan memusnahkan seluruhan anggota badan yang lain.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 5]•[Hadist 7]•
kx2bab-eaxeexka