««•»»
On the authority of the mother of the faithful, Aisha (radhiallahu ‘anhama), who said:The Messenger of Allah (ﷺ) said, “He who innovates something in this matter of ours (i.e., Islam) that is not of it will have it rejected (by Allah).”
[Bukhari & Muslim]
In another version in Muslim it reads: “He who does an act which we have not commanded, will have it rejected (by Allah).
عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْ هِ وَسَلَّم
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
رواه البخاري ومسلم وفي روایة لمسلم
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَليهُ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Dari Ummu al-Mukminin Ummu Abdullah 'Aisyah radhiallahu ‘anhama رضي الله عنها beliau berkata:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang mengada-ada sesuatu perkara dalam urusan kita ini, yang bukan daripadanya, maka ia tertolak."
(HR. Bukhari dan Muslim.)
Dalam riwayat Muslim, ada hadis lain, berbunyi:
"Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada asal usul dengan agama kita, maka ia tertolak."
{HR. Bukhari dalam kitab (آتاب الصلح) Bab (باب إذا اصطلحوا على صلح جور) No.2550. HR. Muslim dalam kitab (آتاب الأقضية) Bab (باب نقض الأحكام الباطلة ورد محدثات الأمور) No.1718}.
Pokok Perbincangan Hadis.
Larangan mengada-adakan dalam urusan agama :
Dalam Ibadat :
On the authority of the mother of the faithful, Aisha (radhiallahu ‘anhama), who said:The Messenger of Allah (ﷺ) said, “He who innovates something in this matter of ours (i.e., Islam) that is not of it will have it rejected (by Allah).”
[Bukhari & Muslim]
In another version in Muslim it reads: “He who does an act which we have not commanded, will have it rejected (by Allah).
عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْ هِ وَسَلَّم
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
رواه البخاري ومسلم وفي روایة لمسلم
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَليهُ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Dari Ummu al-Mukminin Ummu Abdullah 'Aisyah radhiallahu ‘anhama رضي الله عنها beliau berkata:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang mengada-ada sesuatu perkara dalam urusan kita ini, yang bukan daripadanya, maka ia tertolak."
(HR. Bukhari dan Muslim.)
Dalam riwayat Muslim, ada hadis lain, berbunyi:
"Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada asal usul dengan agama kita, maka ia tertolak."
{HR. Bukhari dalam kitab (آتاب الصلح) Bab (باب إذا اصطلحوا على صلح جور) No.2550. HR. Muslim dalam kitab (آتاب الأقضية) Bab (باب نقض الأحكام الباطلة ورد محدثات الأمور) No.1718}.
Pokok Perbincangan Hadis.
Larangan mengada-adakan dalam urusan agama :
Dalam Ibadat :
- Sesuatu yang dibolehkan melakukannya dalam ibadat tertentu, tidak semestinya boleh dilakukan dalam ibadah lain pula. (menundukkan kepala - ihram/berdiri-azan).
- Ibadah yang langsung tidak syar’ie ( dengan hiburan/tarian) - tidak diterima Allah bahkan ditutup pintu taubatnya.
- Menambah-nambah dalam ibadat yang disyariatkan. (tambah rakaat dalam solat fardhu/wudhu’)
- Atau mengurangi sesuatu dari yang disyariatkan. (kurang rakaat dalam solat).
- ‘Aqad yang dilarang oleh Syara’ : Barang yang hendak di’aqad tidak halal.(nikah dengan mahram); ‘aqad pada barang yang diharamkan (arak/bangkai).
- ‘Aqad yang menyebabkan berlaku zalim bagi sebelah pihak. (nikah anak perempuan tanpa izinnya).
Pengajaran hadis.
- lslam adalah agama yang sudah sempurna dasar dan prinsipnya. la tidak memerlukan penambahan ataupun pengurangan.
- Menambah, merubah atau mengurangi yang bertentangan dengan usul agama adalah bid'ah yang diharamkan, yang ditolak dan sesat.
- Yang dimaksudkan dengan bid'ah, ialah segala perkara yang tidak berdasarkan usul agama, misalnya membuat tata-cara baru dalam ibadat/sembahyang upacara keagamaan baru dan sebagainya.
- Setiap muslim harusnya menjauhkan diri dari jebakan dalam perbuatan bid'ah sesat, kerana dapat membawa kepada kehancuran diri, agama dan setengahnya pula membawa kepada hal-hal yang kufur.
- Cukuplah baginya berpegang teguh dengan apa yang telah dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, demi menjamin kemurnian dan kelangsungan beragama yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar