««•»»
On the authority of Abu Masood Uqbah bin ’Amr al-Ansaree al-Badree (may Allah be pleased with him) who said:
The Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “Verily, from what was learnt by the people from the speech of the earliest prophecy is: If you feel no shame, then do as you wish.” [Al-Bukhari]
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الْأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت" .
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ].
Daripada Abu Mas'uud 'Uqbah ibn 'Amru al-Ansarie al-Badrie rradhiallahu ‘anhuma beliau berkata:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya, dari apa yang telah dipelajari oleh orang-orang dari ungkapan Nabi-nabi terdahulu adalah : . Jika engkau merasa malu, kemudian melakukan seperti yang engkau inginkan."
(HR. Bukhari)
On the authority of Abu Masood Uqbah bin ’Amr al-Ansaree al-Badree (may Allah be pleased with him) who said:
The Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “Verily, from what was learnt by the people from the speech of the earliest prophecy is: If you feel no shame, then do as you wish.” [Al-Bukhari]
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الْأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم "إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت" .
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ].
Daripada Abu Mas'uud 'Uqbah ibn 'Amru al-Ansarie al-Badrie rradhiallahu ‘anhuma beliau berkata:
Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya, dari apa yang telah dipelajari oleh orang-orang dari ungkapan Nabi-nabi terdahulu adalah : . Jika engkau merasa malu, kemudian melakukan seperti yang engkau inginkan."
(HR. Bukhari)
Pokok Perbincangan Hadis :
- Malu adalah akhlak para nabi Allah & malaikat (warisan para nabi).
- Makna suruhan dalam hadis : Suruhan sebagai tahdid (kecaman) - dibayangkan balasan dunia dan akhirat. Menyuruh terhadap perkara yang harus - pilihan (berbuat/tak berbuat). Menyuruh sebagai pilihan - sifat malu sebagai bentengnya.(dalam perkara maksiat).
- Malu terbahagi dua : yang boleh diusahakan - mengenal Allah - merasai muraqabah Allah. yang tak boleh diushakan -fitrah yang diberikan Allah kepada siapapun yang dikehendaki (kebaikan).
- Malu yang dicela - yang tidak menepati syarak :malu bertanya tentang agama/ beribadat dalam keadaan jahil.
Pengajaran hadis:
- Malu adalah salah satu sifat utama seorang mukmin karena ia adalah sebahagian dari lman. Malu tidak menghasilkan sesuatu kecuali kebaikan. la menjadi perisai daripada melakukan banyak perkara jahat.
- Sejarah membuktikan bahawa nafsu manusia tidak terbatas dan tidak pernah puas. Hanya dengan sifat malu, mereka mampu membendung dan mengarahnya ke arah kemuliaan.
- Malu sejati, ialah malu yang didorong oleh perasaan lman kepada Allah.
- Malu melakukan kebaikan adalah malu yang tercela dan dilarang seperti malu menutup aurat, malu mengerjakan ketaatan kepada Allah atau malu bertanya perkara yang tidak diketahui.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar