Senin, 29 Desember 2014

Hadist 04


««•»»
Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يا أَيُّهَا النّاسُ إِن كُنتُم في رَيبٍ مِنَ البَعثِ فَإِنّا خَلَقناكُم مِن تُرابٍ ثُمَّ مِن نُطفَةٍ ثُمَّ مِن عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُضغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُم ۚ وَنُقِرُّ فِي الأَرحامِ ما نَشاءُ إِلىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخرِجُكُم طِفلًا ثُمَّ لِتَبلُغوا أَشُدَّكُم ۖ وَمِنكُم مَن يُتَوَفّىٰ وَمِنكُم مَن يُرَدُّ إِلىٰ أَرذَلِ العُمُرِ لِكَيلا يَعلَمَ مِن بَعدِ عِلمٍ شَيئًا ۚ وَتَرَى الأَرضَ هامِدَةً فَإِذا أَنزَلنا عَلَيهَا الماءَ اهتَزَّت وَرَبَت وَأَنبَتَت مِن كُلِّ زَوجٍ بَهيجٍ
yaa ayyuhaa alnnaasu in kuntum fii raybin mina alba'tsi fa-innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nuthfatin tsumma min 'alaqatin tsumma min mudhghatin mukhallaqatin waghayri mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fii al-arhaami maa nasyaau ilaa ajalin musamman tsumma nukhrijukum thiflan tsumma litablughuu asyuddakum waminkum man yutawaffaa waminkum man yuraddu ilaa ardzali al'umuri likaylaa ya'lama min ba'di 'ilmin syay-an wataraa al-ardha haamidatan fa-idzaa anzalnaa 'alayhaa almaa-a ihtazzat warabat wa-anbatat min kulli zawjin bahiijin

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah."

O people! If you are in doubt about the resurrection, [consider that] We indeed created you from dust, then from a drop of [seminal] fluid, then from a clinging mass,1 then from a fleshy tissue,2 partly formed and partly unformed, so that We may manifest [Our power] to you. We establish in the wombs whatever We wish for a specified term, then We bring you forth as infants, then [We rear you] so that you may come of age. [Then] there are some of you who are taken away, and there are some of you who are relegated to the nethermost age, so that he knows nothing after [having possessed] some knowledge. And you see the earth torpid, yet when We send down water upon it, it stirs and swells, and grows every delightful kind [of plant].
(QS. Al Hajj [22]:5)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


وَلَقَد خَلَقنَا الإِنسانَ مِن سُلالَةٍ مِن طينٍ
ثُمَّ جَعَلناهُ نُطفَةً في قَرارٍ مَكينٍ
ثُمَّ خَلَقنَا النُّطفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقنَا العَلَقَةَ مُضغَةً فَخَلَقنَا المُضغَةَ عِظامًا فَكَسَونَا العِظامَ لَحمًا ثُمَّ أَنشَأناهُ خَلقًا آخَرَ ۚ فَتَبارَكَ اللَّهُ أَحسَنُ الخالِقينَ
walaqad khalaqnaa al-insaana min sulaalatin min thiinin(12)
tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin(13)
tsumma khalaqnaa alnnuthfata 'alaqatan fakhalaqnaa al'alaqata mudhghatan fakhalaqnaa almudhghata 'izhaaman fakasawnaa al'izhaama lahman tsumma ansya/naahu khalqan aakhara fatabaaraka allaahu ahsanu alkhaaliqiina(14)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."(12)
"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(13)
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(14)

Certainly We created man from an extract of clay.(12)
Then We made him a drop of [seminal] fluid [lodged] in a secure abode.(13)
Then We created the drop of fluid as a clinging mass. Then We created the clinging mass as a fleshy tissue. Then We created the fleshy tissue as bones. Then We clothed the bones with flesh. Then We produced him as [yet] another creature. So blessed is Allah, the best of creators!(14)
(QS. Al Mu'minuun [23]:12-14)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

 وَنَفسٍ وَما سَوّاها
فَأَلهَمَها فُجورَها وَتَقواها
قَد أَفلَحَ مَن زَكّاها
وَقَد خابَ مَن دَسّاها
wanafsin wamaa sawwaahaa(7)
fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa(8)
qad aflaha man zakkaahaa(9)
waqad khaaba man dassaahaa(10)

"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),"(7)
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."(8)
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,"(9)
"Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."(10)

by the soul and Him who fashioned it,(7)
and inspired it with [discernment between] its virtues and vices:(8)
one who purifies it is felicitous,(9)
and one who betrays it fails.(10)
(QS. Asy Syam [91]:7-10)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


On the authority of Abdullah ibn Masood (radhiallahu ‘anhuma), who said:The Messenger of Allah (ﷺ), and he is the truthful, the believed, narrated to us, “Verily the creation of each one of you is brought together in his mother’s womb for forty days in the form of a nutfah (a drop), then he becomes an alaqah (clot of blood) for a like period, then a mudghah (morsel of flesh) for a like period, then there is sent to him the angel who blows his soul into him and who is commanded with four matters: to write down his rizq (sustenance), his life span, his actions, and whether he will be happy or unhappy (i.e., whether or not he will enter Paradise).
By the One, other than Whom there is no deity, verily one of you performs the actions of the people of Paradise until there is but an arms length between him and it, and that which has been written overtakes him, and so he acts with the actions of the people of the Hellfire and thus enters it; and verily one of you performs the actions of the people of the Hellfire, until there is but an arms length between him and it, and that which has been written overtakes him and so he acts with the actions of the people of Paradise and thus he enters it.”
[Bukhari & Muslim]

عَنْ أَبي عَبْدِ الرحمنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضى الله عنه قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ الله صلَّى الله عليهِ وسَلَّمَ وهو الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ
إِنَّ أَحَدَآُمْ یُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ یَوْمً ا نُطْفَةً، ثُمَّ یَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ یَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ یُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْ هِ الرُّوْحَ وَیُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ آَلِمَاتٍ؛ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَاللهِ الَّذِي لا إل هَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَآُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ اْلجَنَّةِ حَتَّى مَا یَكُوْنَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْ هِ الْكتِاَبُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ أَحَدَآُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا یَكُوْنَ بَيْنَ هُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ اْلجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
رواه البخاري ومسلم


Dari Abu Abdul Rahman Abdullah ibn Mas'uud radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata:

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah bersabda, dan Baginda adalah seorang yang benar lagi dibenarkan (yaitu dipercayai):
"Sesungguhnya setiap orang di kalangan kamu dihimpunkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu yang sama, kemudian menjadi seketul daging dalam waktu yang sama, kemudian dikirimkan kepadanya seorang malaikat lalu dia menghembuskan padanya ruh dan dia diperintahkan dengan 4 kalimat; yaitu supaya menulis rejekinya, ajalnya, amalannya dan adakah dia celaka atau bahagia.
Demi Allah Yang tiada Tuhan melainkanNya, sesungguhnya salah seorang dari kalangan kamu akan beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antaranya dan surga tidak lebih dari sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab lantas dia mengerjakan amalan ahli neraka lalu dia masuk neraka.
Dan sesungguhnya salah seorang dari kalangan kamu akan beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antaranya dengan neraka tidak lebih dari sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab lantas dia mengerjakan amalan ahli syurga lalu dia masuk surga.
"

Hadis riwayat al-lmam al-Bukhari dan al-lmam Muslim {HR. Bukhari meriwayatkannya dalam (بدء الخلق (باب ذآر الملئكة) No.3036, dan dalam (القدر) dan dalam (الأنبياء). HR. Muslim meriwayatkannya di awal kitab (القدر) Bab ( باب آيفية خلق الآدمي ) No.2643.).

Kefahaman Hadist :
  • Tahap-tahap Pertumbuhan Janin Dalam Rahim : Ayat-ayat yang berkaitan dengannya (QS. Al Hajj [22]:5) (QS. Al Mu'minuun [23]:12-14). Hikmah di balik kejadian tahapan tersebut sebagai pengajaran kepada manusia … untuk mencapai tahap kesempurnaan ma’nawi mestilah melalui cara ((tadarruj)) tahap demi tahap tidak tergesa-gesa dan gegabah.
  • Ditiup Ruh : Sepakat ulama’ menyatakan bahwa ruh ditiupnya pada janin setelah 120 hari disenyawakan. Hikmah bagi perempuan yang kematian suami, baginya iddah selama empat bulan sepuluh hari … bagi menjamin kesucian rahimnya (tak mengandung).
  • Menggugurkan Janin : Sepakat ulama’ menyatakan haram (setelah ditiupkannya ruh) - disamakan sebagai jenayah dan wajib membayar diat (denda) bila digugurkan, sekalipun mati selepas itu. Gugurkan sebelum ditiupkan ruh - juga haram pada kebanyakan pendapat. Ada yang kata boleh tapi pendapat yang dhaif.
  • Keluasan Ilmu Allah. Maha mengetahui keadaan-keadaan mahluk sebelum dijadikan, sama dengan iman dan taat atau kufur dan maksiat, bahagia atau derita semua dalam pengetahuanNya. Ilmu Allah tidak menghalang manusia dari berikhtiar (QS. Asy Syam [23]:7-10).
Pengajaran hadist:
  • Kejadian manusia yang unik menunjukkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala mencipta makhlukNya, seterusnya menjadi dalil bahawa hanya Dialah Tuhan yang berhak disembah. Kejadian manusia mesti menjadi renungan manusia yang berakal, kerana kejadiannya yang teramat indah dan unik ini tiada tolok bandingnya - manusia tidak mampu mencipta manusia atau robot bernyawa dan berakal fikiran.
  • Proses kejadian manusia yang tahapan-tahapan ini telah diceritakan oleh lslam melalui Al-Qur'an dan hadist Nabi semenjak kurun waktu 14 abad lebih yang lalu, tetapi umat manusia baru benar-benar arif tentang proses ini di zaman kemajuan sains. lni adalah bukti yang jelas bahawa Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mencipta makhluk ini, Dia jugalah yang Maha mengetahui rahasia kejadian mereka.
  • Empat ketentuan hidup manusia telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala semenjak manusia belum lahir ke bumi - rejekinya, ajal kematiannya, amalannya dan nasibnya sama ada dia akan menjadi seorang yang susah atau senang.
  • Amalan terakhir manusia adalah faktor penentu kepada nasibnya yang kekal abadi di akhirat. Boleh jadi dia sangat baik si sepanjang hayat - tetapi di saat terakhir dia melakukan perbuatan ahli neraka, iaitu maksiat lalu dia mati dan mendapat balasan neraka. Begitu juga sebaliknya.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 3]•[Hadist 5]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 03


««•»»

On the authority of Abdullah, the son of Umar ibn al-Khattab (radhiallahu ‘anhuma), who said:I heard the Messenger of Allah (ﷺ) say, "Islam has been built on five [pillars]: testifying that there is no deity worthy of worship except Allah and that Muhammad is the Messenger of Allah, establishing the salah (prayer), paying the zakat (obligatory charity), making the hajj (pilgrimage) to the House, and fasting in Ramadhan."
[Bukhari & Muslim]

عَنْ أَبي عَبْدِ الرَّحمنِ عبدِ الله بْنِ عُمَرَ بْنِ الخطابِ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ ا للهِ صَلَّى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ یَقُولُ
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شهادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحمدً ا رَسُولُ الله، وَإِقَامِ الصَّلاةِ، وَإِیْتَاءِ الزَّآَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Abdul Rahman Abdullah ibn 'Umar ibn al-Khatthab (رضي الله عنهما) beliau berkata: Aku telah mendengar,

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"lslam itu terbina atas lima perkara: Bersaksi mengaku bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah Utusan Allah, Mendirikan sembahyang, Mengeluarkan zakat, Mengerjakan haji ke BaitulLah dan Menunaikan puasa pada bulan Ramadhan."

HR. Bukhari dan HR. Muslim (HR. Bukhari meriwayatkannya dalam Kitab (Al-Iman) bab باب الإیمان وقول النبي صلى الله عليه وسلم بني الإسلام على خمس)) ) hadist No.8; HR. Muslim dalam bab ( باب بيان أرآان الإسلام ودعائمه العظام) hadist No.16).

Pokok Perbincangan Hadist.
  • Binaan Islam: Diibaratkan sebagai penyelamat manusia yang mengeluarkannya dari daerah kekufuran dan melayakkannya masuk syurga serta jauh dari neraka. Struktur binaan yang kemas dan kukuh dengan asas-asas dan cabang-cabangnya.
  • Ikatan Antara Rukun-Rukun Islam: Sempurna iman bagi yang menerima sepenuhnya. Bagi yang menolak semuanya - hukumnya kafir. Barang siapa yang ingkar salah satu - bukan muslim (ijma). Barang siapa yang menerima tapi malas melakukannya (kecuali syahadah) - fasiq. Barang siapa yang melakukan dan iqrar secara pura-pura - munafiq.
  • Matlamat Ibadat: Syahadat - syarat diterima amalan lain. Shalat - penghubung antara hamba dengan tuhannya - pertama dihisab. Zakat - suburkan harta/berkat - sucikan diri. Haji - tidak harus bagi orang yang berkemampuan untuk itu melewatkan pemergiannya - wajib segerakan. Haji Mabrur merupakan sebaik-baik jihad. Puasa - syahwat dikengkang/maksiat terhindar - sebab kepada ketinggian derajat di sisi Allah.
Pengajaran Hadist.
  • Hadist ini juga menerangkan tentang rukun lslam lima perkara.
  • Hadist ini mengumpamakan lslam sebagai sebuah binaan yang tertegak megah dengan lima batang tiang.
  • Tanpa lima perkara ini lslam seseorang akan goyah dan runtuh.
  • lni membayangkan betapa rukun-rukun ini seharusnya  ditegakkan oleh setiap muslim dengan penuh ikhlas dan tanggungjawab.
  • Menegakkan rukun Islam bermakna kesempurnaan, keteguhan, keutuhan dan kebaikan dalam pembinaan agama, sebaliknya berarti keruntuhan, kehancuran dan kemushanan Islam.
"BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA MAKA IA TELAH MENGENAL TUHANNYA"
(man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu')
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 2]•[Hadist 4]•
kx2bab-eaxeexka

Hadist 02


««•»»

Also on the authority of 'Umar (radhiallahu ‘anhuma) who said:While we were one day sitting with the Messenger of Allah (ﷺ) there appeared before us a man dressed in extremely white clothes and with very black hair. No traces of journeying were visible on him, and none of us knew him. He sat down close by the Prophet (ﷺ) rested his knee against his thighs, and said: "O Muhammad! Inform me about Islam."
The Messenger of Allah (ﷺ) replied: "Islam is that you should testify that there is no deity except Allah and that Muhammad is His Messenger, that you should perform salah (ritual prayer), pay the zakah, fast during Ramadan, and perform Hajj (pilgrimage) to the House (the Ka'bah at Makkah), if you can find a way to it (or find the means for making the journey to it)." He said: "You have spoken truly." We were astonished at his thus questioning him and then telling him that he was right, but he went on to say, "Inform me about iman (faith)."
He (the Prophet) answered, "It is that you believe in Allah and His angels and His Books and His Messengers and in the Last Day, and in fate (qadar), both in its good and in its evil aspects." He said, "You have spoken truly." Then he (the man) said, "Inform me about Ihsan." He (the Prophet) answered, "It is that you should serve Allah as though you could see Him, for though you cannot see Him yet He sees you." He said, "Inform me about the Hour."
He (the Prophet) said, "About that the one questioned knows no more than the questioner." So he said, "Well, inform me about it's signs." He said, "They are that the slave-girl will give birth to her mistress and that you will see the barefooted ones, the naked, the destitute, the herdsmen of the sheep (competing with each other) in raising lofty buildings."
Thereupon the man went off. I waited a while, and then he (the Prophet) said, "O 'Umar, do you know who that questioner was?" I replied, "Allah and His Messenger know better." He said, "That was Jibril. He came to teach you your religion."
[Muslim]

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَیْضًا قَالَ
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْ هِ وَسَلَّمَ ذَاتَ یَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِیْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِیْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ یُرَى عَلَيْهِ أَثَ رُ السَّفَرِ وَلاَ یَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِي صلى الله عليه وسلم ، فَأَسْنَدَ رُآْبَتَيْهِ إِلَى رُآْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ آَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَیْهِ، وَقَالَ: یَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ ا للهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيْ مَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّآَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاَ. قَا لَ صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ یَسْأَلُهُ وَیُصَدِّقُهُ. قَالَ أَخْبِرْنِي عَنْ الإِیْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَآُتُبِهِ، وَرَسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَ نِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ آَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ یَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَ نِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا المَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّاِئلِ. قَالَ: فَأَخْبِرنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِ دَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ یَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ، فَلَبِثْتُ مَلِيَّا، ثُمَّ قَالَ: یَا عُمَر، أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ اَلله وَرَسُولُهُ أَعْلَم. قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِیْ لُ أَتَاآُمْ یُعَلِّمُكُمْ دِیْنَكُمْ
رواه مسلم

Dari Saiyidina 'Umar juga, radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam pada suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang lelaki yang memakai pakaian yang sangat putih, berambut sangat hitam, yang tidak nampak pada dirinya kesan-kesan tanda musafir dan tidak seorangpun di kalangan kami yang mengenalinya. Lalu dia duduk menghampiri Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu disandarkan kedua lututnya ke lutut Baginda dan meletakkan dua tapak tangannya atas dua paha Baginda,

Seraya berkata:
"Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang lslam."

Lalu Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"lslam itu bahwa engkau naik saksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah, (dan bahwa) engkau mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan haji ke BaitulLah (Mekkah) sekiranya engkau berkuasa mengerjakannya."

Lelaki tersebut berkata:
"Engkau Benar."

Maka kamipun merasa heran kepadanya, dia yang bertanya dia pula yang membenarkannya.

Dia bertanya:
"Terangkan kepadaku tentang lman."

Baginda bersabda:
"(lman itu ialah) bahwa engkau percaya kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari Qiamat dan bahwa engkau percaya kepada Qadar baik dan buruk."

Lelaki itu berkata:
"Engkau Benar."

Dia berkata lagi:
"Terangkanlah kepadaku tentang ihsan."

Baginda bersabda:
"Ihsan itu ialah bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya. Sekiranya engkau tidak dapat melihatnya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."

Lelaki itu bertanya lagi:
"Terangkan kepadaku tentang Qiamat."

Baginda bersabda:
"Orang yang ditanya tentang Qiamat tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."

Lelaki itu berkata:
"Maka terangkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya."

Baginda bersabda:
"(Antara tanda-tandanya ialah) apabila seorang hamba perempuan melahirkan tuannya dan apabila engkau melihat orang-orang miskin yang berkaki ayam, tidak berpakaian dan papa kedana yang hanya menjadi pengembala kamibng berlumba-lumba membina bangunan (yaitu beralih menjadi kaya raya)."

Kemudian lelaki itu berlalu, lalu aku terdiam sebentar.

Kemudian Baginda bertanya:
"Wahai 'Umar! Adakah engkau tahu siapa lelaki yang bertanya itu?"

Aku berkata: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui."

Baginda bersabda:
"Sesungguhnya dia adalah Malaikat Jibril yang datang kepada kamu untuk mengajar kamu tentang agama kamu."

(HR. Muslim, kitab Al-Iman, No.9 dan 10, HR. al-Tirmizi, kitab Al-Iman, No.2535, beliau berkata: 'hadist ini hasan sahih', HR. al-Nasaa’ie, kitab Al-Iman, No.4904, 4905, HR.Abu Dawud, kitab As-Sunnah, No.4075, HR. Ibnu Majah, kitab Al-Muqaddimah, No.62 dan 63, HR. Ahmad, Musnad العشرة المبشرین , No.346).

Pokok Perbincangan Hadist.

Kedudukan hadist ini
  • Sebagai rujukan hadist-hadist lain. Mengandungi penjelasan din secara keseluruhannya.
  • Islam - terangkum ibadat badani/lisani/maali/badani wa maali.
  • Iman - asal iman/iman dan islam/qaul - amal juga sebahagian dari iman. Hadist Imatotul atza - tolak pendapat Al Murji’ah. Iman kepada qadho’ dan qadar………..
  • Membedakan antara sifat Allah dengan sifat mahluknya.
  • Tanda-tanda kedatangan hari Qiamat.
  • Sifat-sifat Jilbril (Ruh Al-Amiin) : rupa asal - dua kali - tahun ketiga dilantik menjadi rasul - di langit - semasa isra’ dan mi’raj - mempunyai enam ratus sayap.
Pengajaran hadist.

Agama lslam adalah agama yang datang dari Allah. Oleh itu ia dipanggil agama samawie atau bersifat Rabbaanie, yaitu bersumberkan wahyu dari langit yang diturunkan melalui malaikat Jibril.

lslam bukanlah agama ciptaan akal manusia yang dangkal, karena itu Islam amat sesuai untuk seluruh umat manusia di setiap tempat dan zaman.

Hadist ini menerangkan tiga tunggak agama, yaitu rukun lslam, rukun iman dan ihsan.
Rukun lslam lima perkara yaitu mengucap dua kalimah syahadah, mendirikan sembahyang lima waktu, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji di Baitullahilharam.
Rukun lman enam perkara yaitu percaya atau beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari Qiamat dan beriman dengan qadar baik dan buruk datang dari Allah.
Kesempurnaan seorang mukmin akan tercapai apabila dia menunaikan segala rukun lslam, menyempurnakan tuntutan rukun iman dan sifat ihsan.

lslam tidak sempurna kalau hanya diambil dari segi zahir sahaja, atau batin sahaja atau aspek kerohanian semata-mata.

Kesempurnaan lslam hanya akan terserap apabila diamalkan keseluruhannya.

llmu dalam lslam haruslah dipelajari secara berguru dan berdasarkan panduan yang betul. llmu agama tidak boleh dipelajari melalui mimpi dan sebagainya.

Seorang murid haruslah mempunyai adab-adab yang tinggi sebagaimana beradabnya Jibril ketika datang mengadap Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam untuk bertanya beberapa soalan agama.

Demikian juga seorang guru haruslah mempunyai adab yang tinggi. Dia sewajibnya hanya mengajar atau menjawab soal-soal yang diketahui dan meninggalkan apa yang dia tidak diketahuinya. ltu adalah tanda wara' para ulama dan orang berilmu.

Hari qiamat adalah peristiwa besar yang menjadi salah satu rukun lman.

Tiada seorang manusiapun yang tahu bila ia akan berlaku, walaupun Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam. la adalah sebahagian dari ilmu ghaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sesiapa yang mengaku tahu bila berlaku qiamat atau mengetahui ilmu ghaib, maka dia adalah seorang penipu besar.

Walaupun tarikh qiamat tidak diketahui, namun ada beberapa tanda yang menunjukkan ia hampir tiba, antaranya ialah terjadi peristiwa seorang ibu melahirkan tuannya atau bossnya sendiri, yang menjadi hamba kepada anaknya. Di akhir zaman juga berlaku peristiwa si-miskin yang papa merempat bertukar menjadi hartawan yang kaya raya.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 1]•[Hadist 3]•
kx2bab-eaxeexka

Minggu, 28 Desember 2014

Hadist 01


««•»»

It is narrated on the authority of Amirul Mu'minin, Abu Hafs 'Umar bin al-Khattab (radhiallahu ‘anhuma) who said:I heard the Messenger of Allah (ﷺ) say: "Actions are (judged) by motives (niyyah), so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated."
[Bukhari & Muslim]

عن أمِيْرِ المُؤْمِنِيْنَ أبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّاب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ ا للهِ صلى الله عليه وسلم یَقُولُ
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ آَانَ تْ هِجْرَتُهُ إِلىَ اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ وَمَنْ آَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا یُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَ ةٍ یَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
رواه إماما الحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزیة البخاري، وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذین من أصح الكتب المصنفة


Dari Amirul Mukminin Abu Hafsin 'Umar ibn al-Katthab radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Aku mendengar

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

"Bahwa sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niat, dan bahwa sesungguhnya bagi setiap orang apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya menuju kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dia mau mencari habuannya, atau karena seorang perempuan yang dia mau kawininya, maka hijrahnya ke arah perkara yang ditujuinya itu."

Hadist ini diriwayatkan oleh dua orang Imam Ahli Hadist; Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Barzirbah al-Bukhari (HR. Bukhari) dan Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairie al-Naisaburi (HR. Muslim) dalam kitab sahih mereka berdua yang merupakan antara kitab yang paling sahih.
(HR. Bukhari meriwayatkan pada bagian awal kitab sahihnya, juga dalam Kitab Iman dan beberapa tempat lain dalam kitab sahihnya. HR. Muslim meriwayatkan dalam Kitab al-Imarah Bab : إنما  لأعمال بالنية) 􀁌 باب قوله ) hadist No.1908).

Hadist ini adalah salah satu hadist utama dalam lslam.

Pokok perbincangan hadist.

Sebab keluar Hadist ini :
  • Kisah Hijrah Ummu Qais
  • Kenapa niat penting : Untuk membedakan ibadat dengan adat. Untuk tentukan qasad amal - adakah untuk Allah atau lainnya.
  • Hukum melafazkan niat (jahr) - bid’ah mungkarah: tidak thabit dalam quran dan sunnah - (asal ibadah haram kecuali berdalil) - fuqaha’ Syafie : sunnat. Haram sekiranya dengan jahr niat mengganggu orang lain (shalat).
  • Kesan niat baik pada perkara yang harus : dikira sebagai qurbah (hampir dengan Allah), dan diberi pahala baginya. Makan minum - niat akan membuat ketaatan/memberi nafkah - (hak anak/isteri) jima’ bergaul dengan isteri - dikira ibadah (memberi hak).
  • Beberapa Langkah Perkara Harus berubah menjadi qurbah: Tidak boleh jadikan gambaran luar perkara harus sebagai qurbah. Contoh - berdiri di bawah panas matahari …..(hadist nazar seorang lelaki). Perkara yang mubah sebagai wasilah kepada ibadah. Mengambil ia sebagai tasyri’ ilahi - yakin bahwa dia harus/tidak melampaui/menepati syariat. Menganggap dia sebagai juz’ie - tak boleh diteruskan sehingga membinasakan diri - seperti - tidak makan - berdosa.
Antara pengajaran hadist:

Niat adalah dasar segala amalan. Amalan baik mesti disertakan niat yang baik. Amalan yang buruk atau amalan yang baik tetapi dijalankan tidak mengikut aturan syara', tidak membawa faedah walaupun dilakukan dengan niat yang baik. Demikian juga amalan baik jika diniatkan bukan karena Allah, seumpama karena riya', menunjuk-nunjuk atau karena suatu tujuan duniawi, itu tidak memberikan faedah apa-apa.

Ada ulama' berkata: Boleh jadi suatu amalan kecil menjadi besar karena niat dan suatu amalan yang besar menjadi kecil karena niat. Sesuatu amalan dibalas berdasarkan niat pelakunya.

Hijrah adalah suatu peristiwa besar dalam lslam di mana umat lslam diperintahkan berhijrah. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya, dia akan dikaruniai pahala besar, sebaliknya jika karena dunia atau perempuan, maka dia hanya mendapat apa yang diniatkannya. Walaupun hijrah sudah tiada lagi, namun hijrah dengan makna meninggalkan maksiat dan melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya, juga dianggap hijrah yang akan mendapatkan pahala.
 Klik Di Sini
•[Muqaddimah]•
[Hadist 2]•
kx2bab-eaxeexka

Muqaddimah


MUQADDIMAH

AL-IMAM AN-NAWAWI

الحمد لله رب العالمين، قيوم السموات والأرضين، مدبر الخلائق أجمعين، باعث الرسل صلواته وسلامه عليهم إلى المكلفين، لهدایتهم وبيان شرائع الدین، بالدلائل القطعية وواضحات البراهين، أحمده على جميع نعمه وأسأله المزید من فضله وآرمه
وأشهد أن لا إله إلا الله الواحد القهار الكریم الغفار
وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله وحبيبه وخليله، أفضل المخلوقين المكرم بالقرآن العزیز المعجزة المستمرة على تعاقب السنين، وبالسنن المستنيرة للمسترشدین، المخصوص بجوامع الكلم وسماحة الدین، صلوات الله وسلامه عليه وعلى سائر النبيين والمرسلين وآل آل وسائر الصالحين. أما بعد


Segala puja-pujian bagi Allah Tuhan Seru Sekelian Alam, Pencipta langit dan bumi, Pentadbir sekalian makhluk, Pengutus para rasul kepada orang-orang yang mukallaf, untuk memberikan hidayah kepada mereka dan menerangkan syari‘at agama, dengan dalil-dalil yang putus (yang yakin) serta bukti-bukti yang jelas. Saya memuji-Nya atas segala nikmat-Nya dan saya berdo’a kepada-Nya tambahan kurniaan-Nya dan kemurahan-Nya.

Saya bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.

Sesungguhnya kami telah riwayatkan daripada Ali ibn Abi Talib, Abdullah ibn Mas‘uud, Mu‘az ibn Jabal, Abu al-Darda’, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Anas ibn Malik, Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudrie radhiallahu ‘anhuma dari berbagai-bagai jalan (sanad) dengan riwayat yang bermacam-macam, bahwa

Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda:

Barangsiapa yang menghafal atas umatku empat puluh hadis daripada (hadist yang) berkenaan dengan agama mereka, niscaya Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam golongan para fuqaha’ dan ‘ulama.

Dalam suatu riwayat lain:
Niscaya Allah akan membangkitkannya sebagai seorang faqih dan ‘alim."

Dalam riwayat Abu al-Darda’:
Adalah aku (yaitu Rasulullah) pada hari kiamat menjadi orang yang memberikan syafa‘at dan saksi kepadanya”.

Dalam riwayat Ibnu Mas‘uud :
dikatakan kepadanya (orang yang menghafal 40 hadist) masuklah engkau dari pintu-pintu surga yang engkau mau”.

Dalam riwayat Ibnu ‘Umar :
Niscaya dia ditulis termasuk dalam golongan ‘ulama’, dan dibangkitkan dalam golongan para syuhada’ ”.

Para ‘ulama hadist telah mufakat bahwa ini adalah hadist dha‘if sekalipun jalan-jalannya banyak.

Para ‘ulama radhiallahu ‘anhuma telah mengarang dalam bab ini (yaitu bab 40 hadist) banyak karangan yang tiada terbilang banyaknya. Orang yang paling awal mengarangnya sepakat pengetahuan saya ialah Abdullah ibn al-Mubarak, kemudian Muhammad ibn Aslam al-Thusie al-’Alim al-Rabbanie, kemudian al-Hasan ibn Sufian al-Nasa’ie, Abu Bakar al-Aajirie, Abu Muhammad ibn Ibrahim al-Asfahanie, al-Daraquthnie, al-Hakim, Abu Nu‘aim, Abu Abdul Rahman al-Salmie, Abu Sa‘id al-Malinie, Abu ‘Uthman al-Shabuni, Abdullah ibn Muhammad al-Ansari, Abu Bakar al-Baihaqie( عبد اللهبن المبارك ثم محمد بن أسلم الطوسي العالم الرباني ثم الحسن بن سفيان النسائي وأبو بكر الآجري وأبو محمد بن إبراهيم الأصفهانيوالدارقطني والحاآم وأبو نعيم وأبو عبد الرحمن السلمي وأبو سعيد الماليني وأبو عثمان الصابوني وعبد الله بن محمد الأنصاري وأبوبكر البيهقي. ) dan ramai lagi ‘alim ‘ulama yang lain yang tiada terkira banyaknya sama ada daripada kalangan ‘ulama terdahulu atau terkemudian.

Sesungguhnya saya telah beristikharah kepada Allah Ta‘ala untuk mengumpulkan empat puluh hadist sebagai mengikuti jejak langkah para Imam tokoh ‘ulama dan para huffaz al-Islam (Para pendukung Islam, pemelihara Islam, atau para Imam Hafiz hadist).

Para ‘ulama telah bermuafakat tentang keharusan beramal dengan hadist dha‘if dalam soal fadhail a‘maal ((فضائل الأعمال) yaitu amalan-amalan yang sunat).

Namun demikian, bukan menjadi ketergantungan saya (dalam usaha mengumpulkan 40 hadist ini) kepada hadist dha‘if, bahkan saya menggantungkan hal ini dari sabda Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dalam beberapa hadist sahih :

( ليبلغ الشاهد الغائب )

Hendaklah orang yang hadir (majlis Rasulullah dan mendengar pengajaran Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam menyampaikan (apa yang didengarinya) kepada orang yang tidak hadir”,


Juga sabda Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam

( نضر الله امرءا سمع مقالتي فوعاها فأداها آما سمعها )

Allah mempercahayakan (wajah) seseorang yang mendengar kata ucapanku, lalu dia memahaminya, lantas dia menunaikannya (Menunaikannya yaitu menyampaikannya kepada orang lain sama ada dengan lafaz yang sama tepat atau dengan makna karena harus meriwayatkan Hadist Nabi secara makna dengan beberapa syarat tertentu. Lihat (Syarah Hadist 40 Nawawi) karangan al-Imam Ibnu Daqiq, Maktabah al-Turath al-Islamie, Kaherah,1987 pada syarah muqadimah ini), sebagaimana dia mendengarnya”.

Ada sebagian ‘ulama yang mengumpulkan 40 perkara mengenai prinsip-prinsip agama (usuluddin), manakala sebagian lain mengenai perkara furu‘, sebagian yang mengenai perkara jihad, sebagian yang lain mengenai zuhud, sebagian yang lain mengenai adab-adab, sebagian mereka mengenai khutbah.

Semuanya adalah pekerjaan yang bertujuan mencari ridha Allah Ta‘ala semata untuk dapat disampaikan kepada orang-orang yang melakukannya.

Saya berharap dalam  mengumpulkan 40 perkara yang lebih utama daripada itu semua, yaitu 40 hadist yang merangkum semua topik yang dimaksud, yang mana setiap hadist (dari 40 hadist tersebut) menjadikan kaidah (tunggak atau prinsip) yang agung dari kaidah-kaidah agama, yang mana hadist itu telah disifatkan oleh para ‘ulama bahwa siar Islam di lingkungan sekitar, atau separuhnya, atau sepertiganya seumpama.

Kemudian saya beriltizam dalam pemilihan 40 hadist ini agar ini merupakan hadist-hadist sahih, dan kebanyakannya adalah terdapat dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim, di mana saya menyebut hadist-hadist tersebut secara dibuang sanadnya agar ia mudah dihafal, dan supaya manfaatnya lebih tersebar umum insyaaAllah Ta‘ala, kemudian saya iringi pula hadist-hadist ini dengan pada suatu bab yang menguraikan makna lafaz-lafaz hadist (40 ini) yang tersembunyi.

Seyogyanyalah bagi orang yang mencintai negeri akhirat bahwa dia mengenali hadist-hadist ini justera kandungannya merangkumi perkara-perkara yang penting dan mengingat tentang segala ketaatan. Yang demikian itu adalah bagi orang-orang yang benar-benar bertadabur.

Kepada Allah jua pergantungan saya, kepada-Nya jua harapan dan sandaran saya, dan segala puja dan nikmat itu bagi-Nya, dan hanya dengan-Nya jua Taufiq dan ‘Ishmah (‘Ishmah iaitu pemeliharaan daripada kesalahan. Daripada perkataan ini datangnya pecahan perkataan “Ma’sum”).
 Klik Di Sini
[Hadist 1]•
kx2bab-eaxeexka